Jika ada seribu tanya tentang kapan kita akan bersua,
Maka tak dapat kujawab dengan pasti tentang rasa yang ku eram dalam hati,
Kapan kepastian akan memaku setiap kalimat tanya yang muncul?
Akupun tak berani menerka takdir,
Jika setiap lirik dalam alunan rindu yang berdendang membuatmu ragu,
maka biarkanlah,
tak perlu kau menanam ragu, ia hanya akan berbuah malang
karena satu yang bisa kupastikan diluar takdir,
adalah aku menggengam sayang yang tiap detiknya membuncah ruah.
Jika kau masih ragu pada ucap janji yang kuberi,
maka simpanlah tiap tiap ragu itu pada sudut mataku,
agar ia bisa jatuh bersamaan dengan airmata
yang menetes lembut dalam doa malamku yang berisi namamu
Kau tahu, malam. Kemutlakan siklus matahari.
Analogi pada jalan yang sedang kita tapaki,
Jangan takut akan gelapnya,
Kita sedang menuju pagi, kita sedang menunggu pagi
Kau dan aku,
Bersabar masih menjadi selimut kita kan?
dari dinginnya ketidakpastian takdir yang perlahan mematuk tulang.
Kembali, kau, aku, menunggu pagi.
0 komentar:
Post a Comment