Showing posts with label Artikel Umum. Show all posts
Showing posts with label Artikel Umum. Show all posts

Sunday, November 18, 2012

Malam Minggu Kakashi : Makassar Toyslicious Fair 2012 Part 2

Hatake Kakashi dan seperguruannya.hehe

Sabtu, 17 November 2012. Kembali saya menghadiri Toyslicious Fair 2012 di mall GTC Makassar, bermalam minggu bersama cosplayer yang pada malam ini kebanyakan menggunakan kostum anime karakter Naruto. Ketika saya datang, saya dibuat tertawa oleh seorang anak kecil yang sedang berfoto dengan cosplayer, dia menjadi tontonan karena gayanya yang sangat lucu saat difoto, dengan lincahnya bergaya seperti model papan atas.


Model cilik dan para cosplayer
Kemeriahan memenuhi atmosfer festival pada malam hari ini ketika live action yang dilakukan oleh cosplayer diatas panggung sedang berlangsung. Live action yang menampilkan tiga masked rider yang sedang bertarung dengan monster yang ingin menguasai bumi-ceritanya bede', hehehe-. Selama hampir enam menit kami menyaksikan aksi para rider diatas panggung. Live action ini mengundang tawa, tepuk tangan, serta sorak antusias dari para penonton.  

Setelah live action para cosplayer telah selesai, masuklah kita di acara foto-foto bersama para pemakai kostum karakter naruto, inilah saat yang paling saya tunggu. Dengan cepat saya dan teman-teman menuju samping panggung untuk menemui para cosplayer yang mengenakan kostum berkarakter para pemain anime Naruto. Saya berkesempatan berfoto dengan karakter favorit saya, Saabaku Gaara, karakter dingin, dan tenang. 

Bersama gadis bertato mawar
Ditengah-tengah kesibukan berfoto bersama karakter Naruto, saya teralihkan oleh sesuatu, gadis muda yang mengenakan kostum putih dengan tato mawar dipipi kanannya, anggun dan emmmmm, dua jempol deh, manis.hahahaha. saya kemudian memberanikan diri meminta foto bersama dengan gadis tersebut. :-) 

Keriuhan terjadi pada saat saya dan teman-teman masih asyik berfoto dengan para cosplayer, ternyata didepan panggung para komunitas yang melaksanakan kegiatan serta beberapa penonton asik ber-dance ria dengan backsound Oppa gangnam style. Malam minggu yang meriah.

Eforia malam minggu di mall GTC ini terasa menghibur hati, sebuah kegiatan kreatif yang dilaksanakan oleh remaja-remaja Makassar ini mampu membuat penonton yang hadir tersenyum, bahkan tertawa lepas menyaksikan aksi mereka.Salam kreatif, salam para penggemar anime. !!! semangat berimajenasi !!

Reuni bersama kawan seperguruan
Pinjam pedangnya Zabuza

Idul Qurban, hiaaattt...
     
cosplayer kostum Sabaku Gaara
Pedangnya berat...haha
ehh...kenapa masked rider nyelip di Naruto ??
Share:

Saturday, November 17, 2012

Mencari Masked Rider : Makassar Toyslicious Fair 2012 part 1

Toyslicious
Makassar Toyslicious Fair 2012, sebuah festival untuk para penggemar anime serta tokoh-tokoh superhero Jepang. Kegiatan ini dilaksanakan di main Hall GTC Makassar pada tanggal 15-18 November 2012. 

Sebagai penggemar berat anime dan tokoh-tokoh super hero Jepang, saya sangat antusias dengan kegiatan ini. Setelah menyelesaikan semua kewajiban dan tugas, saya langsung berangkat menuju GTC Makassar untuk menyaksikan tokoh-tokoh anime kegemaran saya sejak kecil-nah lho, sekarang sudah besar-hehehe. Tidak ada batasan usia untuk hobi dan kesenangan, terhadap kartun sekalipun. sepakaaatt !!!.

Pada kegiatan ini saya berkesempatan melihat performance dari komunitas-komunitas pecinta anime, serta berkesempatan berfoto bersama tokoh-tokoh superhero, seperti masked Rider Black, Power Rangers King, Kamen Rider Ryu, dan lain lain. Kegiatan ini semakin meriah dengan kekocakan para Cosplayer yang melakukan gerakan-gerakan lucu dibalik kostum mereka-menjatuhkan imej superhero nih.hahahaha-. Seperti kembali ke masa kanak-kanak, disini saya kembali dapat merasakan sensasi imajenasi dan fantasi yang pada saat kecil sering bertebaran didalam otak saya, gambaran monster dan superhero selalu menjadi topik cerita bersama teman-teman sebaya. Bahkan sewaktu kecil-sampai sekarang juga sih- hari minggu saya nyatakan sebagai hari kartun dan televisi tidak boleh dipegang oleh orang lain kecuali saya, untuk menonton anime dan power rangers-hahahaha-

Ini merupakan momen dimana saya kembali merasakan adrenalin imajenasi, kembali kemasa-masa ketakutan akan masalah dan masa depan belum terlihat, masa-masa bermainlah yang menjadi kegiatan utama, masa dimana tangis dapat tergantikan oleh sekotak mainan.

Rindu masa kecil :-)

"kebahagiaan, bukan ditunggu, tetapi diusahakan"

Semangat para penggemar anime dan cosplayer !!!!
Foto bersama Keluarga Rider-ehh-

Power Ranger, yang lainnya mana pak ranger ??


Teman lama, seperjuangan waktu masih muda.hahaha


Share:

Raditya Dika : Galau, Posting, Action !

Pada tanggal 14 November 2012 kemarin saya berkesempatan untuk bisa menghadiri talk show salah satu komedian, penulis, dan blogger, Raditya Dika. kegiatan ini dilaksanakan oleh  Kosmik Unhas bekerjasama dengan 99 Entertainment bertempat di Baruga A. Pettarani Universitas Hasanuddin.

Kegiatan ini dimaksudkan agar para kaum muda yang sekarang ini marak menyuarakan kegalauan mereka lewat FB dan twitter bisa menyalurkan kegalauan mereka secara kreatif baik itu  lewat menulis ataupun membuat film.

Talk Show ini merupakan talk show ketiga Raditya Dika yang saya hadiri, sebelumnya saya juga sempat mengikuti talk show serupa sewaktu menjadi presenter karya tulis ilmiah di di UNAIR Surabaya, yang kedua di UIN Alauiddin Makassar. Setelah mengikuti 3 talk show Raditya Dika saya bisa menyimpulkan hal apa yang saya dapatkan jika mengikuti talkshow Raditya, sakit perut karena ngakak. hehehe. 
Suasana talkshow Raditya Dika

Cara bertutur dan gaya biacara yang blak-blakan serta lucu membuat 2 jam didalam ruangan hanya dipenuhi oleh tawa dari perserta talkshow. Ditambah lagi dengan penampilan Komik Makasasar yang tidak kalah lucunya, mengocok perut sampai mules. Namun dalam kelucuan tersebut pesan yang dititip dalam tiap humor yang disampaikan oleh Raditya Dika bisa sampai kepada para peserta talkshow. Galau, sebuah kata yang kini marak menjadi kambing hitam atas kegelisahan yang dirasakan oleh seseorang, dulunya galau hanya penyaluran energi negatif toh saja. Namun Raditya Dika bisa membuat galau tersebut menghasilkan karya, galau yang kreatif. Hal inilah yang kemudian bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, bagaimana kita bisa menyalurkan kegelisahan yang kita rasakan lewat sebuah karya yang lebih bermanfaat selain nyampah di jejaring sosial.

Salam Galau, salam kreatif !!
Share:

Last Day : Makassar Toyslicious Fair 2012 Part 3


Diatas Panggung MTF 2012
Malam terakhir Makassar Toyslicious Fair 2012.
Kegembiraan tergambar ketika saya datang di malam terakhir festival ini. Performance dari komunitas-komunitas yang ikut dalam festival ini, kembali membuat semarak suasana di Mall GTC Makassar. Walaupun saya datang terlambat, tetapi saya masih bisa merasakan atmosfir penuh semangat dari para penonton dan panitia festival.
Kali ini para cosplayer,-yang pada malam ini saya baru tahu bahwa komunitas mereka bernama  CoMaSu (Cosplayer Makassar Suki)-tidak kalah kerennya dengan malam-malam sebelumnya. Bahkan gadis manis yang saya lihat semalam memakai kostum putih dengan tato mawar, pada malam ini tampil lebih  cantik dengan memakai kostum salah satu karakter dalam anime Fairy Tail-namanya saya lupa-hehehe. Kemeriahan acara ini kembali pecah saat live action kembali ditampilkan oleh para cosplayer CoMaSu, dengan karakter masked rider yang kembali melawan monster jahat. Tadaatadaa..hehehe.

Tak mau kalah, 48 Family Fans Club juga menampilkan performa yang tidak kalah kerennya, komunitas yang menamakan diri mereka ShinSeki 48 Makassar berhasil membuat penonton bertepuk tangan dengan dance yang di lakukan oleh dance division mereka.

Dance Bersama Para Cosplayer dan Penonton
Saya sempat termenung menyaksikan kemeriahan festival ini, dimana anak-anak, remaja bahkan orangtua ikut menyaksikan dengan sangat antusias. Apalagi melihat kreatifitas para anggota komunitas dalam menciptakan kostum cosplay karakter anime atau superhero kesukaan mereka membuat saya iri, mereka bisa menyalurkan hobi dan kesenangan mereka dalam sebuah kegiatan yang dapat menghibur banyak orang.

Adrenalin saya terpacu ketika music Oppa gangnam style di putar ditengah-tengah festival, diikuti Flash moob dari para panitia dan penonton yang ada disekitar panggung festival, saya tak bisa menahan diri untuk ikut berdansa ala gangnam. Walaupun gerakannya saya tidak hafal dan masih terbata-bata, tapi tak apa, have fun…. Lets dance..!!!!
 
Pada malam ini, malam terakhir Festival, saya bisa menikmati dengan sangat baik. Mulai dari berfoto sampai dancing.

My favorite costum and cosplayer.hehehe

Meet the other one
Smileee !!

Keren !

Power Ranger dan Zordonnya.ehh

Masked Rider

 
Sampai jumpa kembali di Makassar Toyslicious Fair selanjutnya…semangat berimajenasi !!!!!!!
Share:

Thursday, March 15, 2012

Tana Tengnga, eksotisme diatas bukit

Tana Tengnga

Langit sudah merona jingga, ketika rombongan kami memasuki Kecamatan Camba, Maros. Perjalanan yang kami tempuh selama + 4 jam menyisakan peluh dibalik helm lusuh yang ku kenakan, letih, sudah pasti. Rombongan kami berhenti di rumah salah satu penduduk di desa Tana Tengnga, yang memang menjadi tujuan kami sejak awal.

Tiba di Tana Tengnga
Sebelum masuk kedaerah yang menjadi tempat kami untuk melakukan observasi awal terkait peninjauan lokasi kegiatan Orientasi Anggota Baru (OAB) Angkatan XV LPM Penalaran UNM, kami sempat berkeliling untuk bertamu dirumah kenalan kanda Rahmat Fajar Asis yang merupakan pendamping di Lembaga kami sekaligus guide kami ke Tana Tengnga ini. 

Penyambutan yang ramah dan mengenyangkan, beruntung sekali kami sempat bertemu dengan petinggi di desa Tana Tengnga ini, ramah dan welcome dengan kami yang datang dari jauh. Ada tiga rumah yang kami datangi malam itu, dan pastinya ada banyak jamuan yang kami dapatkan-hahahaha, masih tentang makanan-.

Keramahan dari penduduk setempat sangat terasa dibuktikan dengan banyaknya penduduk yang mengantar kami ke perbukitan yang akan kami datangi, ada sekitar dua puluh orang yang mengatar kami malam itu, didominasi oleh para pemuda yang ada didesa tersebut. Serasa menjadi tamu penting malam itu.


Kilau lampu di bawah lembah


Tana Tengnga

Setelah melepas lelah dan rasa lapar, kami melanjutkan perjalanan ke tempat yang kami tuju, daerah perbukitan di Tana Tengnga, hari sudah gelap. 

Ternyata akses jalan ke tempat tersebut tidak semulus yang kami bayangkan, tanjakan dan jalan berbatu yang belum di aspal membuat kami harus sangat waspada melewatinya, suasana menyeramkan juga menemani kami selama perjalanan, hutan disisi kanan dan kiri seakan memperhatikan kami yang sibuk mengendalikan laju motor ditengah gelap.

Dan selama + 20 menit kami berhasil mencapai tempat tersebut, dan.....great, woww, awesome !  itu kalimat yang keluar dari bibir kami, mengapa tidak, hamparan lampu-lampu yang berada dibawah pemukiman warga terlihat sangat jelas dan indah, it's really beautifull.

Kami sibuk membangun tenda, ketika yang lain sibuk mencari ranting kayu untu unggun api, kami harus pintar dalam mendirikan tenda ini memperhitungkan arah angin, datarnya tanah serta hujan yang bisa saja datang tiba-tiba malam itu. Beberapa kali tenda biru itu kami bongkar pasang, diangkat kesana-kemari sampai akhirnya berdiri menghadap lembah yang dipenuhi kilatan lampu.

Api unggun di tengah dingin


Api unggun

Ranting kering dan beberapa kayu bakar tertumpuk didepan tenda kami, sisa-sisa keringat masih terlihat di muka beberapa orang diantara kami yang tadinya sibuk mencari ranting kayu. Percikan api terlihat dari korek yang dipegang oleh kanda Fajar, namun api kecl tersebut belum bisa membakar tumpukan ranting yang ada dihadapan kami, mungkin api pun merasa dingin dengan suhu malam ini. Cepat-cepat kami mencari daun-daun yang mudah terbakar untuk mempermudah menyulut api di tumpukan itu.

Setelah beberapa lama mencoba akhirnya rona merah bara sudah menjilat ditumpukan kayu tersebut. Hangat mulai menyapa kulitku diterpa radiasi panas dari unggun api yang berkobar di depan tenda kami. Angin dingin tetap menyapa, berputar diantara bukit ke tenda kami, merasa cemburu dengan percik api yang membawa hangat. Dan api unggun itulah yang menemani kami melewati malam kala itu.

Menyapa malam dengan canda 

Kami berkumpul diteras tenda, kanda Fajar, Kanda Iyan, Putra, Mudrikah, Andien, Rahmat, dan Nugroho. Kembali membisik canda dalam heningnya bukit. Hanya ada sepoi menggigil yang menemani, sesekali gelak tawa menantang deru desah pepohonan yang menolak digelitik oleh angin. Malam itu terasa panjang, kantuk pun enggan untuk menyapa. Menyapa alam dengan canda, melupakan setiap jengkal masalah yang tersimpan  dalam labirin hati yang pekat. 

Bulan menengok dari balik awan, mungkin dia terhenyak dari lelapnya mendengar tawa yan mengdengung disekitar bukit, bintangpun kembali berkerlip ramai, ikut tertawa melihat gelak kami.
Dini hari mulai mendekat, rencana kegiatan kami esok harinya membuat kami untuk menyandarkan kepala kami dipembaringan.  Butuh istirahat yang cukup untuk kegiatan besok. Terlelap dalam dingin malam.

Tana Tengnga, eksotisme diatas bukit.

di bawah ini merupakan foto-foto tana tengnga : 

Menatap Pagi di balik bukit

Kolam di Pagi hari

Senyum pagi
Share:

Thursday, January 26, 2012

"Mate Basa" sebuah mitos kutukan dari kampung Lariang Tangnga

Tim Peneliti LPM Penalaran UNM
Tim Peneliti  LPM Penalaran

Tompobulu, merupakan kecamatan yang menjadi tempat penelitian lembaga kami kali ini. Sebuah mitos yang beredar disalah satu kampung membuat kami tertarik untuk menelitinya, mitos mate basa ( mati bersimbah darah) yang merupakan mitos yang dipercaya ada di kampung lariang tangnga disebabkann adanya utang darah yang harus dibayar oleh leluhur dari penduduk kampung tersebut. Menurut cerita dari narasumber yang kami temui, pendahulu-pendahulu dari kampung tersebut mendapat kutukan mate basa karena membunuh dan memakan daging seekor kuda yang bernama Kallang Lappa' Lappa', kuda yang konon di tunggangi oleh mahluk yang tidak kasat mata. Setiap orang yang memotong dan memakan daging kuda tersebut akan meninggal dengan bersimbah darah, apakah karena kecelakaan, mati melahirkan, ataupun mati dibunuh.

Perjalanan ini dimulai pada tanggal 5 Agustus 2011 dengan agenda penelitian pendahuluan, pada kesempatan itu kami akan mencari data awal terlebih dahulu sebelum menentukan judul apa yang ingin kami angkat dari fenomena mitos tersebut, dan menentukan apa yang menjadi fokus penelitian kami. Perjalanan yang melelahkan karena kami harus menempuh sekitar 120 km dari Makassar ke kecamatan Tompobulu, berpuka puasa di pinggir tebing ditemani sunset jingga yang tersembul malu dibalik bukit merupakan kenangan tersendiri dari perjalan kami ini. Kelurahan malakaji merupakan tempat kami berhenti, di sini kami tinggal di rumah keluarga salah satu peneliti, rencananya kami akan berangkat ke tempat penelitian pada tanggal 6 Agustus 2011 besok.

6 Agustus 2011, kami berangkat ke tempat narasumber kurang lebih pukul 9.00 wita pagi itu. Kami disambut ramah oleh narasumber,  yang merupakan salah satu orang yang di tuakan di kelurahan cikoro. narasumber pertama kami ini bukanlah penduduk kampung lariang Tangnga, akan tetapi mengetahui bagaimana kronologis cerita bagaimana asal muasal kutukan mate basa ini. Dan ternyata setelah berbincang-bincang sebentar dengan narasumber pertama, muncul dua narasumber baru yang juga ingin berbagi informasi mengenai kutukan ini. Wawancarapun dimulai.

Kallang Lappa' Lappa'

Narasumber di wawancarai oleh salah satu tim peneliti
Kuda itu bernama Kallang Lappa' lappa', kuda yang menjadi penyebab dari teror kutukan di kampung Lariang Tangnga. Menurut cerita, kuda ini merupakan kuda yang pemiliknya tidak kasat mata, setiap hari berjalan sendiri dengan memanggul keranjang yang jika keranjangnya berisi awang (sekam padi) ketika berjalan kekota maka ketika pulang keranjang dari kuda tersebut akan berisikan beras, dan jika keranjang kuda tersebut berisikan kanropa (kulit bambu) maka ketika pulang dari kota maka keranjang kuda tersebut akan berisikan ikan kering. Tidak ada yang pernah melihat siapa pemilik dari kuda ini, karena tidak ada yang menemani saat kuda ini berjalan. Merasa bahwa kuda tersebut bukan milik siapa-siapa, suatu ketika penduduk sebuah kampung memutuskan untuk menangkap dan memotong kuda tersebut. ketika kuda tersebut singgah untuk beristirahat beberapa penduduk memotong kepala kuda tersebut, kepalanya kemudian di tanam dan ditimbuni batu yang nanntinya daerah ini dikenal dengan sebutan tambung batua atau dalam bahasa indonesia dapat diartikan sebagai batu yang ditumpuk dan konon kabarnya tanah yang terkena darah dari kuda ini samapai sekarang tidak ada satu tanamanpun yang tumbuh diatasnya. kemudian daging kuda tersebut dibawa pulang oleh penduduk dan dimakan bersama dengan keluarga mereka.

Keesokan harinya penduduk yang memotong kuda tersebut geger, karena kampung mereka diberi batasan menggunakan batu bata, semua yang berada dalam batasan batu bata tersebut merupakan rumah dari para penduduk yang telah membunuh dan memakan daging kallang lappa' lappa', inilah kenapa kampung tersebut kemudian dikenal dengan sebutan lariang tangnga. menurut cerita sejak saat itu penduduk tersebut  dimintai pertanggung jawaban atas perbuatan mereka, mereka harus membayar darah dengan darah dan akhirnya mereka dikutuk mate basa ( mati bersibah darah). Dan narasumber kami mengatakan bahwa sampai sekarang ini masih ditemukan kasus-kasus yang mengarah kepada kutukan tersebut yang dialami oleh penduduk kampung lariang tangnga, dan kebanyakan adalah kasus mati melahirkan.

setelah mendengar ceita tersebut kami kemudian mengutarakan keinginan kami untuk mewawancarai penduduk desa lariang tangga, akan tetapi narasumber kami menyarankan agar tidak mewawancarai sembarang orang karena dapat menimbulkan teror bagi penduduk desa tersebut. katanya, mereka sangat sensitif jika ada orang yang mengungkit tentang sejarah tersebut. mereka was-was dan khawatir, takut kalau si penagih hutang datang dan meminta balasan terkait apa yang telah dilakukan oleh pendahulu mereka. Mereka pun menceritakan bahwa para tetua dikampung tersebut menyembunyikan perihal kutukan tersebut dari orang-orang luar dan kepada keturunan mereka, hal ini mereka lakukan untuk menjaga siri' keluaraga mereka, dan pada akhirnya kutukan tersebut lambat laun akan dilupakan oleh orang-orang. Narasumber kemudian menunjukkan kami seorang lagi narasumber yang bisa kami tanyai tentang kutukan ini, walaupun pada akhirnya kami tidak masuk kekampung tersebut untuk bertanya langsung kepada penduduk kampung lariang tangnga.

Kami akhirnya menuju narasumber kedua kami, yang rumahnya merupakan perbatasan sebelum memasuki kampung lariang tangnga, tidak ada tanda-tanda istimewa yang kami lihat, seperti yang ada pada film-film horor yang gerbangnya sampai begitu besar dan menyeramkan. semua tampak normal. Sayangnya narasumber kedua kami belum memberikan data yang kami inginkan. dan akhirnya kami memutuskan untuk mendatangi tempat yang kabarnya menjadi temnpat ditimbunnya kepala dan tulang dari kallang lappa' lappa'. Kami pun mulai bertanya kepada penduduk, tetapi kesan awal yang kami dapat tidak begitu bersahabat, mereka seakan-akan mempertanyakan kenapa kami ingin kesana, padahal sekarang tempat tersebut cuma kumpulan sawan dan perkebunan kopi yang luas. Ada hal yang aneh yang kami liat dari cara mereka menjawab pertanyaan kami, terutama para orang tua disitu, tapi kami menganggap itu sebagai sesuatu yang terkait dengan mitos, kami tidak ingin berprasangka.

Setelah ditunjukkan tempatnya kami akhirnya menuju tempat tersebut, dan memang ternyata tempat tersebut cuma sekumpulansawan dan perkebunan kopi. walaupun pada akhirnya kami diberitahukan oleh teman yang sedari tadi mengantar kami bahwa memang ada yang menjadi pusat dari tempat tersebut akan tetapi orang yang ingin mengantar kami ketempat tersebut meminta imbalan. entah imbalan apa.hehehehe.

setelah merasa cukup dengan data yang kami peroleh kami akhirnya beranjak pulang. Data untuk penelitian ini akan kami olah dulu untuk kemudian kita kembali untuk mencari data yang dianggap kurang.

mate basa...
Share:

Sunday, August 14, 2011

Pengalaman mengajar di Kahayya

Siswa di dusun Kahaya

Dunia pendidikan di Indonesia memang memiliki cerita tersendiri dalam menggambarkan orang-orang yang bergelut didalamnya, mulai dari guru sampai kepada siswanya. Cerita ini merupakan cerita tentang teguhnya seorang guru dalam menjalankan kewajibannya dalam mencerdaskan anak bangsa, dalam melaksanakan amanah yang telah diberikan kepadanya.Dan cerita tentang bagaimana perjuangan siswa-siswa cilik nan bersemangat dalam menuntut ilmu demi masa depan yang masih menyimpan beribu tanda tanya, di tengah ketidak pastian dan keterbatasan mereka masih bisa terseyum dalam menjalani aktiitas belajar mereka disekolah. Yah, senyum kecil di dusun berkabut tipis.

Dusun Kahaya merupakan dusun yang terletak di daerah terpencil Bulukumba, untuk menuju kesana kita harus berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer dengan tekstur jalan yang sangat menantang, dengan tanjakan yang curam serta bebatuan yang masih berserakan menjadi gambaran rute yang harus dilalui. Angin sejuk berhembus disela-sela bukit menemani perjalan kami (Najib, kak Erwin, Andin, dan Elwinda) yang panjang, kami harus menyusul ke kahaya karena teman-teman kami yang lain telah sampai lebih dulu. Lelah dan capek terobati dengan pemandangan yang indah luar biasa disekeliling kami.Setelah berjalan dua jam lebih ditemani kabut tipis yang muncul tiba-tiba, akhirnya kami sampai di tempat yang kami tuju, Dusun Kahaya.

Semangat Siswa Cilik
Pagi itu merupakan pagi yang sangat dingin, matahari sudah terlihat di ujung bukit namun tidak mengurangi dinginnya pagi itu. Riuh tawa terdengar dari samping rumah yang kami tempati, sebuah sekolah dengan tampilan sederhana, terbuat dari kayu dan jendela berkawat, lantai yang berbunyi "kreeekk" ketika kita menginjaknya, serta papan tulis yang melekuk karena dingin. Kulihat sekumpulan anak-anak bercelana merah dan berseragam putih telah memenuhi lapangan serta teras-teras sekolah, mereka tersenyum, entah karena melihat lucunya kondisi sekolah mereka atau karena kebahagian dari kebersamaan dengan teman-teman mereka. Pagi ini merupakan awal hari dimana aku akan melihat betapa keterbatasan membuat mereka tidak lelah untuk menuntut ilmu.

Almamater orange telah melekat di badanku, pagi ini saya dan beberapa teman akan mengajar disekolah terpencil Kahaya. Nalar mengajar, merupakan salah satu agenda kegiatan yang harus kami lakukan hari ini. Setelah dipersilahkan Oleh guru kelasnya kami pun mulai berbagi ilmu dengan siswa-siswa cilik ini, bersemangat ! itulah hal yang kami liat saat pertama bertemu dengan mereka. Tawa dan senyum mereka tidak pernah lepas ketika kami mengajar, dan hebatnya siswa yang kami ajar yang notabene masih kelas satu dan dua ini sudah pintar membaca, luar biasa. Yang kami ajarkan bukan sekedar bagaimana cara membaca dan berhitung tetapi bagaimana agar mereka tetap melanjutkan cita-cita mereka dalam setiap keterbatasan yang ada.

Yang kami liat bukan keputusasaan dalam segala keterbatasan ini, tetapi semangat yang mengebu dalam menyonsong impian mereka.

Guru yang bersemangat
Sehabis mengajar kami dipanggil oleh guru-guru untuk berbincang-bincang di ruang guru, ditemani teh hangat kami pun mulai mendengarkan cerita dari guru-guru yang ada disitu, mulai dari bagaimana mereka harus berjalan berkilo-kilo meter untuk bisa ke disekolah sampai pada adanya ketidak merataan dalam pembagian dana dari pemerintah. Walaupun banyak kendala yang mereka hadapi ketika mengajar di sekolah ini, tetapi mereka masih tetap bersemangat untuk bisa membagi ilmunya kepada anak-anak di dusun Kahaya. Salah seorang guru bahkan mengaku sempat menyerah untuk datang mengajar ke sekolah ini, karena setiap pagi beliau harus melakukan perjalanan yang sangat jauh untuk bisa sampai di sekolah, tidak panas tidak hujan. Tetapi setelah di bujuk oleh kepala sekolah dan teman-teman guru yang lain, akhirnya ibu guru ini pun tetap melanjutkan perjalanan mengajarnya di dusun kahaya.

Ketulusan dan keikhlasan dalam mengajar, itu yang kami bisa petik dari guru-guru yang ada di dusun ini. Tetap berusha untuk bisa membantu dan membopong siswa mereka untuk mencapai impian dan cita-cita.
Share: