Pengalaman mengajar di Kahayya

Table of Contents
Siswa di dusun Kahaya

Dunia pendidikan di Indonesia memang memiliki cerita tersendiri dalam menggambarkan orang-orang yang bergelut didalamnya, mulai dari guru sampai kepada siswanya. Cerita ini merupakan cerita tentang teguhnya seorang guru dalam menjalankan kewajibannya dalam mencerdaskan anak bangsa, dalam melaksanakan amanah yang telah diberikan kepadanya.Dan cerita tentang bagaimana perjuangan siswa-siswa cilik nan bersemangat dalam menuntut ilmu demi masa depan yang masih menyimpan beribu tanda tanya, di tengah ketidak pastian dan keterbatasan mereka masih bisa terseyum dalam menjalani aktiitas belajar mereka disekolah. Yah, senyum kecil di dusun berkabut tipis.

Dusun Kahaya merupakan dusun yang terletak di daerah terpencil Bulukumba, untuk menuju kesana kita harus berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer dengan tekstur jalan yang sangat menantang, dengan tanjakan yang curam serta bebatuan yang masih berserakan menjadi gambaran rute yang harus dilalui. Angin sejuk berhembus disela-sela bukit menemani perjalan kami (Najib, kak Erwin, Andin, dan Elwinda) yang panjang, kami harus menyusul ke kahaya karena teman-teman kami yang lain telah sampai lebih dulu. Lelah dan capek terobati dengan pemandangan yang indah luar biasa disekeliling kami.Setelah berjalan dua jam lebih ditemani kabut tipis yang muncul tiba-tiba, akhirnya kami sampai di tempat yang kami tuju, Dusun Kahaya.

Semangat Siswa Cilik
Pagi itu merupakan pagi yang sangat dingin, matahari sudah terlihat di ujung bukit namun tidak mengurangi dinginnya pagi itu. Riuh tawa terdengar dari samping rumah yang kami tempati, sebuah sekolah dengan tampilan sederhana, terbuat dari kayu dan jendela berkawat, lantai yang berbunyi "kreeekk" ketika kita menginjaknya, serta papan tulis yang melekuk karena dingin. Kulihat sekumpulan anak-anak bercelana merah dan berseragam putih telah memenuhi lapangan serta teras-teras sekolah, mereka tersenyum, entah karena melihat lucunya kondisi sekolah mereka atau karena kebahagian dari kebersamaan dengan teman-teman mereka. Pagi ini merupakan awal hari dimana aku akan melihat betapa keterbatasan membuat mereka tidak lelah untuk menuntut ilmu.

Almamater orange telah melekat di badanku, pagi ini saya dan beberapa teman akan mengajar disekolah terpencil Kahaya. Nalar mengajar, merupakan salah satu agenda kegiatan yang harus kami lakukan hari ini. Setelah dipersilahkan Oleh guru kelasnya kami pun mulai berbagi ilmu dengan siswa-siswa cilik ini, bersemangat ! itulah hal yang kami liat saat pertama bertemu dengan mereka. Tawa dan senyum mereka tidak pernah lepas ketika kami mengajar, dan hebatnya siswa yang kami ajar yang notabene masih kelas satu dan dua ini sudah pintar membaca, luar biasa. Yang kami ajarkan bukan sekedar bagaimana cara membaca dan berhitung tetapi bagaimana agar mereka tetap melanjutkan cita-cita mereka dalam setiap keterbatasan yang ada.

Yang kami liat bukan keputusasaan dalam segala keterbatasan ini, tetapi semangat yang mengebu dalam menyonsong impian mereka.

Guru yang bersemangat
Sehabis mengajar kami dipanggil oleh guru-guru untuk berbincang-bincang di ruang guru, ditemani teh hangat kami pun mulai mendengarkan cerita dari guru-guru yang ada disitu, mulai dari bagaimana mereka harus berjalan berkilo-kilo meter untuk bisa ke disekolah sampai pada adanya ketidak merataan dalam pembagian dana dari pemerintah. Walaupun banyak kendala yang mereka hadapi ketika mengajar di sekolah ini, tetapi mereka masih tetap bersemangat untuk bisa membagi ilmunya kepada anak-anak di dusun Kahaya. Salah seorang guru bahkan mengaku sempat menyerah untuk datang mengajar ke sekolah ini, karena setiap pagi beliau harus melakukan perjalanan yang sangat jauh untuk bisa sampai di sekolah, tidak panas tidak hujan. Tetapi setelah di bujuk oleh kepala sekolah dan teman-teman guru yang lain, akhirnya ibu guru ini pun tetap melanjutkan perjalanan mengajarnya di dusun kahaya.

Ketulusan dan keikhlasan dalam mengajar, itu yang kami bisa petik dari guru-guru yang ada di dusun ini. Tetap berusha untuk bisa membantu dan membopong siswa mereka untuk mencapai impian dan cita-cita.

Post a Comment