Pentas Seni Fort Rotterdam 2012

Table of Contents
berpose didepan baliho pentas seni
Malam minggu di benteng Fort Rotterdam, menyaksikan pagelaran seni yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Makassar. Sebuah acara yang di desain guna melestarikan kebudayaan dan kesenian kota Makassar, barang langka yang kini mulai tergerus oleh zaman. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada masyarakat akan kayanya kebudayaan dan kesenian di Sulawesi Selatan. 


Pentas Seni ini merupakan pentas Episode Tiga dari serentetan Pentas Seni yang diadakan secara berturut-turut pada bulan Juli-September-November 2012 dan di isi oleh penggiat sekaligus pemerhati-pemerhati  seni yang ada di Makassar, yaitu Syarifuddin dg. tutu, Celebes Indonesia Performing Art, Angel Voice Choir Makassar, Iron Production dan Sanggar Seni Agus Raga. 
Tari Anging Mamiri
Saat hadir di pentas ini, penampilan tari anging Mamiri sedang berlangsung dengan sangat memukau, euforia tarian anging mamiri terlihat dengan gemerlapnya busana yang digunakan oleh para penari dikuti dengan gemulai gerakan yang mereka sajikan, ditambah dengan gerakan ma'raga-raga yang ditampilkan oleh penari pria, dimana mereka harus memainkan bola sambil berantraksi. namu sayang saya telah melewatkan performance dari adik-adik SD yang sebelumnya menampilkan tari Ganrang Bulo. 
ma'raga-raga
ma'raga-raga sambil berantraksi
Kegiatan ini juga disemarakkan oleh penampilan bapak Syarifuddin dg. Tutu yang menjadi pembawa acara pentas Seni ini dengan menggunakan metode Sinrilik yang lucu dan jenaka dengan candaan-candaan segar dan menggigit. Sebuah metode membawa acara yang membuat para penonton tidak bosan dalam mengikuti semua prosesi kegiatan yang berlangsung. 

sinrilik, oleh syarifuddin dg.Tutu
Sebagai penampilan penutup, Angel Voice Choir Makassar menampilkan beberapa lagu khas Sulawesi Selatan yang dipadukan dengan koreografi yang memukau. Penonton dihipnotis dengan suara-suara emas yang membuat merinding dan berdecak kagum.  Tidak salah jika kelompok paduan suara ini pernah menjuarai Lomba di Bali dan membawa pulang medali emas, sebuah prestasi yang sangat membanggakan dari pemuda-pemudi kota daeng.    
Angel Voice Coir Makassar
Bapak Syarifuddin dg.tutu
Diakhir acara saya segera menuju samping panggung untuk bertemu dengan bapak Syarifuddin dg. Tutu,  pembawa acara pentas seni yang membaut pentas seni ini lebih hidup dengan gaya sinriliknya. 

Satu hal yang membuat kita perlu prihatin, karena hampir sebagian besar dari pelakon pentas adalah orang tua, dimana para pemuda yang seharusnya sekarang mengisi posisi mereka ? yang seharusnya menjadi generasi pelanjut untuk melestarikan kesenian bugis makassar. Ada sedikit yang menusuk didalam hati saya ketika menyaksikan pentas seni ini, sebuah pertanyaan, apakah kesenian dan kebudayaan kita yang kaya ini akan tetap bertahan nantinya ? 

semoga, kekayaan budaya di Sulawesi Selatan dapat terus bertahan dan terjaga dimasa depan. mari kita bersama melestarikan kesenian dan kebudayaan kita, tanah daeng. 
     



2 comments

Unknown November 19, 2012 at 9:25 AM Delete
Sangat tertarik dengan dunia seni dan sastra. Lin waktu kalau ada pentas seni atau sastra seperti ini lagi, kabari aku ya. ^_^.

NICE BLOG
Ainun Najib Alfatih December 7, 2012 at 7:56 AM Delete
ok ok.... !!