Tuesday, February 19, 2013

Bom Waktu

Lagi-lagi kau muncul, bayang imaji yang kukira sudah tertidur lelap dibilik reot pikiranku. Sepertinya malam ini aku tak mau diganggu, kuacuhkan kemunculannya. Kuambil buku dan menutup diri dalam ruang baca. Ia tak mengikutiku, aku duduk dan mulai meletakkan pandanganku pada lembaran buku yang ku pegang, hambar, tak kurasakan keasyikan dalam tiap ukiran huruf yang tercetak pada kertas buram dihadapanku. Entah kemana pikiranku berlayar sekarang, imajenasiku mengawang, rasa ku mengambang dipermukaan awan, jauh, sangat jauh.

"Mau menyerah sekarang ?" tanyamu, bayangan imaji yang tak pernah ada, yang tiba-tiba muncul dari dalam kepalaku.

"Pergilah, aku ingin sendiri"

"Sebelum terlalu jauh, aku mengulang kalimatku tempo hari, menyerahlah. Apa keheningan bisa menjawab rindumu ? tidak..tidak akan pernah bisa !"

" Aku punya caraku sendiri."
"Kau masih naif seperti biasanya, bodoh !"

"Aku tak ingin mendengar ocehanmu malam ini, tolong pergilah."
"Kau keras kepala, berhentilah menguak sendiri luka di dadamu. Perasaan itu hanya akan menjadi bom waktu yang kapan saja bisa meledakkanmu, kau dan hatimu. !"

"Ku mohon, pergilah. Untuk malam ini saja. Paling tidak 9 jam dari sekarang. Sungguh, aku mau sendiri  untuk saat ini."

Kau-bayangan imaji- diam beberapa saat, ku dengar langkahmu mulai menapak menjauh. Itu lebih baik. Aku butuh keheningan sekarang. Untuk saat ini.

ooo
Share:

0 komentar: