Gadis Anonim

Table of Contents
Ah, kenapa aku harus peduli, itu hanya mimpi. Aku mempercepat lariku, menutup mata dan berusaha menghilangkan bayang-bayang mimpi yang menurutku terlalu absurd, aneh, membingungkan.
Masih dengan langkah-langkah kecilku, menyusuri jalan yang masih sepi oleh kendaraan. Subuh ini tetap sama dengan sebelumnya, tak juga menyimpan kesan sejuk di kepalaku, aku berjalan dan tak menemukan hijau disisi-sisi jalan, rimbunan pohon yang tergantikan oleh bangunan ruko dan gerbang-gerbang perumahan. 

Aku berhenti, mendudukkan diriku diatas batu besar di pinggir jalan, rupanya jalan-jalan disubuh buta bukan solusi yang bagus untuk menghilangkan gemuruh yang tiba-tiba muncul bersama dengan mimpi aneh semalam yang muncul tanpa pemberitahuan sedikitpun.

"Kenapa aku harus sakit untuk mendapatkan kasih sayangmu? kenapa dia tidak?" kata gadis dalam mimpiku.

Kalimat itu terus berputar-putar dikepalaku, mengambil hampir 50% memori dalam otakku, mempercepat proses perputaran logika dalam otakku. Kepalaku sakit, tiba-tiba. Siapa dia ? aku terus bertanya-tanya kepada diriku sendiri, aku terus memaksa masuk kedalam kenangan dan ingatanku di masa lalu. 

Berusaha mencari gambar-gambar yang mungkin terselip dalam memori yang sudah mulai usang. Aku tidak menemukannya. Apa dia nyata? kenapa aku tidak bisa mengenalinya? Atau dia hanya siluet yang muncul acak dalam mimpiku, anonim yang tak nyata? Entahlah.

Aku melanjutkan jalanku, lari-lari kecil tepatnya, masih menyusuri jalan-jalan sepi yang tak sejuk.

"Apa aku memang tak pantas untukmu? Apa dia sebegitu hebatnya di matamu? sehingga mungkin sepotong bayangannya tak pernah bisa disamakan dengan diriku seutuhnya?"

Kalimat itu muncul tiba-tiba, arrgghhh... aku tak tahu apa itu. Menurutku, mimpi ini terlalu nyata. Apakah ada kenangan dimasa lalu yang tak terbaca di otakku, terhapus, atau mungkin cacat sehingga tak bisa terbuka ? Ah, kenapa aku harus peduli, itu hanya mimpi. Aku mempercepat lariku, menutup mata dan berusaha menghilangkan bayang-bayang mimpi yang menurutku terlalu absurd, aneh, membingungkan. 

Kenapa gelap?

Kepalaku basah, hujankah? 

Jika hujan kenapa hangat? 

Kucoba membuka mataku, ahh berat. Rupanya aku terjatuh. Kepalaku membentur trotoar, ternyata yang hangat itu darahku. Aku mencoba berdiri kembali, tapi, ehh, aku tak bisa bergerak, kepalaku juga terasa sangat berat, darahnya semakin banyak. Kesadaranku mulai terambil oleh rasa sakit.

"Kenapa kau pergi? padahal aku sangat mencintaimu. Kenapa?"

Bayangan itu lagi, aku tak sanggup lagi mengacuhkannya, rasa sakit dikepalaku membuatku tak sanggup untuk itu.  Ia terus berdiri dihadapanku dan menjejaliku dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak satupun ku tahu jawabannya. Langit semakin menghitam, diamlah kau bayangan anonim yang tak pernah ku kenal. Mataku semakin berat. 

Ditengah rasa sakit tiba-tiba sekelebat potongan-potongan gambar bertebaran dalam pikiranku, gambar-gambar itu, aku dan gadis anonim, semuanya, semua gambar-gambar itu, aku dan dia, gadis anonim yang semalam muncul secara nyata dalam mimpiku, aku mengingatnya. Iya aku ingat siapa dia.

"Kenapa kau pergi?" sekali lagi ia bertanya.

Aku ingat sekarang, aku ingat siapa gadis anonim itu. Ahh, mataku semakin berat, rasa sakit dikepalaku semakin menjadi. 

"Jawab pertanyaanku, kenapa kau pergi?"

Aku tak mampu lagi menjawabnya, badanku mati rasa, bahkan untuk menggerakkan lidahku aku tak mampu. Aku mau menjawabnya, menjawab pertanyaan gadis anonim itu, agar ia tak lagi datang dalam mimpi-mimpiku selanjutnya. Tapi tidak bisa. Dan aku sadar, tak akan lagi ada mimpi seperti itu. Gelap.

"Kenapa kau diam?"


 


Post a Comment