Ia akan menepi-Rindumu-

Table of Contents
Sebesar apapun usahamu menuang rindu ke tengah samudra, ia akan tetap menepi pada pantai tempatku sekarang berpijak, cepat atau lambat.
Tak perlu membatasi diri, apalagi menutup ruang untukmu menyinggung rindu, aku tahu kau juga merasakannya, merasakan sensasi aneh dalam dirimu, dalam pikiranmu, dalam hati kecilmu. Tak usah memalingkan wajah, karena aku tahu, pada saat yang bersamaan matamu masih mencari bayang-bayangku dalam cermin dihadapanmu. Kau juga sedang dilanda rindu, iyakan ?

Aku tahu, bukannya sok tahu. Tapi matamu sudah membongkar rahasia yang kau sembunyi rapat-rapat lewat lidah dan sikapmu yang seakan tidak peduli. Karena kau tahu, saat aku mulai menghilang dari edaran kau berjalan, aku melihatmu diam-diam mencari dan berusaha menangkap bayang-bayang yang coba kusembunyikan.  

Kau ingin menyembunyikan rindumu, tak usah bersusah payah. Dimanapun kau sembunyikan, ia akan tetap menepi ke tempat dimana aku duduk dan mengulas senyum untuk menyambutmu.

Tenang, tetaplah seperti itu. Selama itu nyaman dan bisa membuatmu merasa tenang. Aku tetap disini, menunggu rindumu yang akan menepi, suatu saat. Aku sudah mempersiapkan diri, mp3 player, headset, buku Einstein karya Walter Isaacson yang baru ku beli kemarin, serta satu termos teh, akan menemaniku menunggu buih-buih rindu yang terbawa ombak ke tepi pantai. 

Aku hanya perlu bersabar, iyakan ? Tenang, akan kulakukan itu. Tapi bisakah ketika kau datang, kau membawakanku biskuit untuk menemani teh yang sudah kuseduh, untuk kita berdua. Bersama dibawah langit yang tertutupi teduh awan.


Post a Comment