Sosok yang kembali
Table of Contents
Dulu aku selalu berpikir kenapa kita harus berhenti disaat kita belum berjuang untuk saling mempertahankan, saling membahagiakan, saling mengerti satu sama lain, saling meyakinkan bahwa ini bukanlah hal yang pantas untuk diakhiri.
Sebuah rasa rindu yang terbalas,
sebuah senyum yang kembali menjadi penghias malam-malamku, sebuah penantian
yang akhirnya kembali membawaku pada moment yang selalu kurindukan selama satu
tahun menunggu.
Lesung pipi yang selalu menjadi sumber inspirasiku dalam
mengotak atik setiap kata yang berceceran untuk merangkainya menjadi sebuah
kalimat yang sedikit puitis. Mimpi-mimpi yang sempat berubah kelabu kini
kembali menampakkan bias pelangi disetiap sudutnya.
Dulu aku selalu berpikir kenapa
kita harus berhenti disaat kita belum berjuang untuk saling mempertahankan,
saling membahagiakan, saling mengerti satu sama lain, saling meyakinkan bahwa
ini bukanlah hal yang pantas untuk diakhiri. Aku menunggu selama setahun, merupakan
hari-hari yang berat harus melalui malam tanpa bayang lesung pipimu.
Aku bahkan
sempat berpikir untuk menyerah dan mencari sandaran baru untuk menumpahkan
segala hal yang berkecamuk didalam diriku, namun aku memilih untuk tidak
melakukannya, atau mungkin lebih tepatnya aku tidak bisa melakukannya.
Sekarang, semua kembali menjadi
terang. Cerita yang dulu sempat terhenti kini kembali terjalin menjadi sebuah
kisah rona merah jambu, kisah yang melukiskan betapa akhirnya kita tahu bahwa
hubungan ini merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam perjalanan
hidup kita.
Pernah sekali, kau kembali melempar sebuah pertanyaan kepadaku,
bagaimana jika kita kembali seperti dulu, saling melepas harap, berhenti sebelum
ada yang tersakiti karena harapan yang masih abu-abu.
Aku terdiam sesaat
mendengar pertanyaan itu, lalu menjawab kalau berharap juga merupakan usaha
kita untuk bisa membuat mimpi kita menjadi kenyataan, apa kita harus berhenti
disaat kita sama sekali belum berusaha untuk saling membahagiakan, atau apakah
berharganya hubungan ini akan terasa ketika kita sudah tidak saling memiliki?
Aku memilih untuk bertahan. Kau tersenyum dan berucap kembali, aku nyaman
seperti ini, aku cuma butuh penguatan.
Akhirnya kita disini, dalam buku yang
kita tuliskan sendiri, tentang sebuah cerita dengan akhir yang bahagia. Paling
tidak, dengan cerita yang kita tulis agar bahagia, dan itu adalah harapan,
mimpi kita. Dan aku akan berusaha untuk menjadikannya menjadi sebuah kenyataan
terindah, aku, kamu, kita.
Post a Comment