Menuju pertengahan Januari

Table of Contents
Tak perlu takut hatiku akan singgah dalam relung hati yang lain, bukankah aku tak lagi membawa hatiku bersama jasadku?
Menuju pertengahan Januari, tiap kata mulai memelas malas untuk beranjak dari ujung lidahku. Aku lebih suka diam beberapa hari ini, diam dan mengintip sedikit-sedikit wajahmu di halaman awal buku agenda yang selalu kubawa. 

Jangan sampai kau mengartikan diamku sebagai kejenuhan, tidak, mari kita sepakat untuk menyimpan kata jenuh dalam kardus yang akan kita simpan ditempat paling dalam gudang tua di rumah kita masing-masing. Karena diamku tak pernah bermakna jenuh apalagi menjauh, ku harap kau mengerti itu.

Menuju pertengahan Januari, biarkan aku saja yang tahu tentang diam yang sekarang ku kulum diantara dua bibirku, kuharap kau bisa sedikit mengerti dan tak mengajakku bicara untuk sementara waktu, aku tak mau diam yang ku kulum tumpah dan berceceran, akan susah membersihkannya. Biarkan senyummu yang bercengkrama dengan bibirku, yang sedang mengulum diam.

Menuju pertengahan Januari, tenang saja, aku diam hanya sebentar, tak bisa ku lewatkan dua pergantian siang dan malam jika tak menyapamu, tak mengajakmu masuk dalam percakapanku dengan angin, tak mengecap kalimat yang keluar dari bibirmu. 

Sekali lagi, tenang saja, tak perlu takut hatiku akan singgah dalam relung hati yang lain, bukankah aku tak lagi membawa hatiku bersama jasadku ? kau meyimpannya setahun yang lalu,  tepat disamping hatimu.

Menuju pertengahan Januari.



Post a Comment