Friday, January 22, 2016

Bapak Petani dan makna sebuah keterampilan

Sometimes we forget that we have to make something useful to make us immortal. Our body may be cannot live forever, but our ideas or our inventions can make us immortal. Writing.

Kisah beberapa bulan yang lalu,

“Perjalanan kadangkala mempertemukan kita dengan orang-orang tidak terduga”

Kalimat diatas saya tuliskan pada salah satu media sosial yang saya gunakan untuk mengungkapkan pengalaman saya pada perjalanan survey kali ini di Kabupaten Bulukumba. Tanggal 22 Agustus 2015, merupakan hari dimana kami, saya dan salah satu teman perjalanan, menarik gas ke Kabupaten Bulukumba untuk kegiatan survey. Pada kegiatan survey tersebut kami harus mendatangi beberapa kecamatan untuk mencari responden yang dibagi dalam dua kategori kuesioner, survey public dan survey inovasi untuk diwawancarai.  Perjalanan tersebut kami rencanakan selama tiga hari, waktu yang sebenarnya belum cukup untuk mengumpulkan sekitar 80 responden yang terbagi atas beberapa kategori. Namun hal tersebut kami lakukan untuk mengejar agenda lain yang tidak kalah pentingnya.

Bapak Petani dan makna sebuah keterampilan
Dihari pertama kami memutuskan untuk menyelesaikan salah kategori inovasi yang ditujukan untuk kelompok tani di desa Bontosunggu yang melaksanakan program penangkaran bibit padi. Pada kesempatan tersebut kami mendatangi rumah ketua kelompok tani untuk melakukan wawancara. Setibanya disana, kami disambut dengan sapa ramah dari seorang bapak paruh baya dengan senyum yang terkembang dibawah kumis lebatnya, yang kemudian kami panggil dengan bapak Sainong, ketua kelompok tani di desa tersebut.
Memulai percakapan dengan membicarakan bagaimana para petani disana merintis sebuah kelompok tani untuk mendukung pola kerja mereka dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen di desa tersebut. Proses wawancara berlangsung dengan sangat baik, bahkan kami mendapatkan banyak informasi baru dari hasil wawancara tersebut. Dari sekian banyak percakapan yang kami lakukan, saya kemudian terhenyak dengan komentar lepas dari salah satu responden kami,

“...saya heran dengan kualitas sarjana sekarang, sudah selesai kuliah tapi kemampuannya tidak lebih dari anak SMP di zaman saya. Keterampilan mereka kurang. Ada sesuatu yang kurang...”

 Menurut saya, apa yang disampaikan oleh bapak ini masuk akal. Melihat kapasitas beliau yang hanya tamatan SMA tapi memiliki peran yang luar biasa di kabupatennya. Beliau sering diundang untuk memberikan pelatihan kepada petani-petani di daerahnya, bahkan sering di panggil oleh dosen-dosen untuk membantu penelitian di bidang pertanian. Beliau menambahkan dalam salah satu percakapan bahwa kualitas keterampilan bekerja pelajar sekarang masih sangat kurang dan membuat kualitas mereka selepas menyelesaikan studinya juga kurang. Menurut pendapat saya, ini memang menjadi polemik dalam dunia pendidikan kita di Indonesia, sistem pendidikan terlalu fokus pada capaian kognitif semata tanpa memperhatikan dengan baik aspek soft skill yang dimiliki oleh para pelajar atau siswa. Sistem yang seperti ini kemudian akan menghasilkan lulusan yang hanya tahu teori namun tidak terampil dalam mengaplikasikan disiplin ilmu yang mereka miliki. Hal ini sangat berkaitan dengan keterampilan, yang hanya bisa berkembang jika dilatih setiap hari.

“..dimanapun kita, dan apapun yang kita lakukan, keterampilan akan menjadi aspek yang sangat penting bagi kita dalam melakukan interaksi didalam masyarakat. Karena pada akhirnya yang pandai berbicara dan memiliki nilai yang tinggi, akan kalah dengan orang yang terampil dalam bekerja. Karena masyarakat butuh aksi nyata, bukan aksi kata..”

Sebuah pelajaran bagi kita semua, karena kita terkadang sangat lupa dan luput akan arti sebenarnya dari proses belajar. Bukan hanya tentang setinggi apa nilai atau skor yang bisa kita capai, tapi seberapa banyak kita belajar dan paham pada apa yang kita pelajari, bukan pada arti kontekstual kita mampu menjawab semua soal ujian, tapi apakah kita sudah mampu mengaplikasikannya di masyarakat, pada kehidupan nyata, atau apakah kita sudah bisa mengambil makna atau hikmah dari apa yang telah kita pelajari.

Selamat dan semangat belajar!


Share:

0 komentar: