Seolah-olah

Table of Contents


Basineng, kapan terakhir kita duduk bersama di cafe buku di sudut jalan dekat rumahmu? Aku sedikit lupa. Tempat kau sering menghabiskan waktu sembari menyeruput kopi yang sebenarnya tidak begitu kau suka, cuma alasan kekinian dan trend yang membuatmu menyunggingkan senyum saat meminumnya.

Kapan kita terahir kali berdiskusi tentang hal-hal absurd terkait pendidikan, masyarakat, politik, kartun, atau hal-hal lain yang sedang enak untuk dibicarakan. Sepertinya sudah cukup lama.

Ku ingat kau sering menggunjing remaja yang kadang berpura-pura membaca di cafe buku itu, supaya terlihat cerdas dihadapan anak-anak remaja lainnya. Seperti yang kau bilang, pencitraan sudah mulai menjadi sebuah trend baru yang mengasyikkan.

Agak susah membedakan mereka sekarang, katamu. Membedakan mana yang benar-benar belajar, mana yg seolah-olah belajar hanya untuk di cap sebagai orang pintar. Tapi, katamu lagi, ketika mereka mulai berbicara, kita bisa tahu kok. Ucapan yang mereka lontarkan selalu bisa mencerminkan apa yang ada di dalam otak mereka.

Ya, Basineng, paling tidak aku tahu kalau kau salah satu orang yang tidak suka berpura-pura.

Post a Comment