Strata

Table of Contents


Basineng, dibeberapa perbincangan kita kau selalu berbangga diri dengan prestasimu. Tentang bagaimana kau berbeda dan superior dari yang lainnya. Tentang kebanggaan yang membuatmu membangun sekat antara orang yang kau anggap bisa sejajar denganmu dalam hal kemapuan intelektual yang berkualitas dan orang-orang biasa yang menurutmu tidak lebih pintar darimu. 

Kau selalu melihat bahwa segala sesuatu selalu dan mutlak diukur dengan prestasi akademik, yang akhirnya membuatmu jauh dari orang-orang yang menurutku bisa memberi hal-hal lain yg lebih berharga dari sekedar kemampuanmu mencetak nilai A di transkrip nilaimu. 

Kau mungkin sudah lupa Basineng, bahwa tujuan dari proses belajar adalah pendewasaan, dewasa bukan dalam artian kau mampu menumbuhkan kumis yang panjang dan brewok yang tebal, tapi lebih kepada bagaimana kau berfikir dan bersikap kepada dirimu sendiri dan kepada orng lain. Menurutmu, apa yang ku katakan ini lucu, karena mungkin sejak kecil kau dijejali dengan prinsip bahwa nilai bisa mengangkat stratamu dalam tatanan sosial bermasyarakat. Aku tak bisa menyalahkanmu, kita, lebih tepatnya kebanyakan masyarakat tumbuh dan berkembang dengan memegang prinsip itu. 

Basineng, biarkan aku memberimu sepatah kata yang semoga bisa memberimu sedikit pencerahan.

Ketika kau merasa bahwa kau lebih baik dari oranglain, maka saat itu sebenarnya kau sedang menempatkan dirimu sendiri di posisi terendah sebagai seorang manusia.

Semoga kau mengerti, Basineng.

Post a Comment