Mesjid, Adelaide [2]

Table of Contents

Basineng, aku ingat ketika dulu, jika jingga sudah terbias dari ufuk barat langit kita akan tergesa untuk segera pulang kerumah masing-masing, kita selalu mewaspadai sapu ijuk dan teriakan keras dari ujung lapangan, kau oleh ibumu, aku oleh nenekku. Kita sudah paham bagaimana sapu ijuk itu akan beraksi ketika adzan magrib berkumandang dan kita belum pulang kerumah. 

Tak menunggu lama setelah kita pulang kerumah masing-masing, kau sudah di depan pintu rumahku lagi, dengan sarung cokelat dan baju koko andalan yang hampir tiap hari kau pakai untuk ke mesjid, entah kau punya lebih dari satu baju dengan motif yang sama ataukah kau memang selalu memakainya tiap hari. Sehabis shalat magrib, kita tak langsung beranjak pulang kerumah, tatapan tajam dari ibumu dan nenekku memaku pose kita agar tetap duduk bersila disudut mesjid sembari merapalkan ayat-ayat suci. 

Sudah menjadi rutinitas beberapa keluarga sekitaran mesjid untuk tetap tinggal setelah shalat magrib, mengaji dan menunggu waktu shalat isya. Sebuah rutinitas yang kala itu seringkali membuat kita kesal karena pada jam yang sama film kartun favorit kita sedang tayang. 

Namun, rutinitas itu yang kemudian membuat kita bisa banyak bercerita, jika sehabis mengaji waktu isya belum masuk, para orang tua akan mulai bercengkrama tentang politik ataupun isu terkini yang mereka lihat ditelevisi, dan kau pasti akan mulai bercerita tentang apa saja, lebih sering cerita lucu, cerita yang kau dapat dari hasil menggunting secara diam-diam rubrik humor koran lama diperpustakaan sekolah. Salah satu rahasia kecilmu. 

Jika musim penghujan, rutinitas kita akan bertambah tiap sore, membersihkan lumpur dan kotoran di teras mesjid. Kau yang mengambil air, aku yang mengepel lantainya. Setelah bersih, kita tak langsung beranjak pulang, secara bergantian kita masih mengambil air dan berseluncur dilantai yang kembali licin karena guyuran air. Kegiatan sederhana disore hari yang mampu memantik gelak tawa.

Sekali lagi dengan pola yang sama, kita akan berhenti jika gelap sudah merayap di kaki langit. Sejauh aku mengingat, mesjid merupakan salah satu tempat dimana kita banyak menghabiskan waktu bermain kala itu, masa dimana satu-satunya yang membuat kita khawatir adalah panggilan untuk pulang ketika magrib sudah tiba.


--- 

Mesjid di Adelaide

Basineng, salah satu kekhawatiranku sebelum menjejakkan kaki di Adelaide adalah kerinduan akan aroma karpet mesjid dan suasana bercakap ringan sembari menunggu Isya. Namun, kekhawatiranku terbantahkan, secara kebetulan aku mendapat temporary unit yang lokasinya tepat berada disamping salah satu mesjid di Adelaide, tepatnya di Islamic Society of South Australia, Marion Mosque yang terletak di Marion Road Park Holme. 

Aku masih bisa merasakan bau karpet itu Basineng, walaupun mungkin berbeda dengan bau karpet mesjid di kampung kita. Tinggal di dekat mesjid merupakan hal yang paling ku syukuri disini, bukan hanya karena aku bisa lebih dekat dengan tempat dimana doa akan lebih khidmat untuk terpanjatkan, tapi karena keramah tamahan jamaah mesjid yang sering kali memberi makanan kepada kami yang berada disekitar mesjid.

Bahkan suatu ketika, waktu menunjukkan pukul sembilan malam lebih dan kudengar pintu unitku diketuk, setelah membuka pintu aku sedikit heran melihat seorang pemuda berdiri dan memberiku kardus ukuran sedang yang berisi daging sapi. Maka nikmat tuhan mana lagi yang mampu kita dustakan Basineng. 

Sayangnya aku hanya sebulan disana, setelahnya aku pindah ke unit lain di daerah Kuralta Park, Anzac Highway, yang jaraknya sekitar 15 menit menggunakan bus dari Park Holme. Tapi tenang saja Basineng, setelah mencari tahu, ada beberapa mesjid lainnya di Adelaide. Diantaranya Central Mosque Adelaide yang terletak di Little Gilbert dan merupakan mesjid tertua di Australia, didirikan pada tahun 1888.

Lalu, mesjid yang terletak di Torrens Rd, Woodville North, bernama Mesjid Al-Khalil. Jadi, kau tidak perlu bertanya apakah aku akan melewatkan banyak shalat Jumat atau tidak Basineng. Lagi pula, di University of Adelaide North Terrace, terdapat dua spot tempat untuk shalat yang disediakan oleh pihak universitas, di Union House Lt. 6, dan di gedung Nexus 10 lantai dasar. 

Untuk ketercukupan kebutuhan rohaniah kukira tidak perlu terlalu dirisaukan disini, karena ada banyak tempat dimana orang-orang bisa mencurah doa dan harap ketika masalah datang dan membuat semangat goyah. Aku senang berada disini Basineng, Adelaide.

Post a Comment