Baru tersadar!

Table of Contents
Basineng, ada penyesalan yang sayup-sayup muncul dikepalaku. Bukan tentang rasa ataupun asa masa lalu yang tak pernah lagi bisa diulang. Ini tentang isi kepala yang sama-sama kita duduk didalamnya, sama-sama melihat betapa terbatasnya lembar-lembar yang bisa kita buka untuk bisa membuat suasana diskusi kita lebih hidup, lebih hidup dari sekedar basa-basi tentang nama, alamat, umur dan pekerjaan. 

Kita sepertinya baru saja menyadari, bahwa hidup bukan sekedar ketakutan dan kepatuhan, bukan sekedar mengiyakan kepada mereka yang duduk di bangku strata yang lebih tinggi dari kita. Kita sepertinya baru saja menyadari bahwa bertindak berani dan diluar kebiasaan bukanlah sebuah kesalahan, apalagi dosa yang menjadikan kita seakan-akan kerdil dibanding yang lain. Patuh itu baik, menjadi sealiran dengan arus kebiasaan masyarakat bukanlah sesuatu yang buruk. Tapi, jika itu menjadikan kita seperti domba yang dengan mudahnya digiring, maka kita tak ayal adalah boneka yang tidak memiliki pemikiran sendiri. 

Aku tahu kau sedikit malas untuk berbicara tentang hal-hal seperti ini Basineng. Tapi kita sepertinya perlu melangkah, bukan melawan arah ataupun berlainan arah, tapi melangkah sesuai dengan arah yang kita mau, sesuai dengan arah yang betul-betul menjadi tujuan yang kita inginkan. Bukan yang diinginkan oleh mereka yang memegang benang-benang sirkus dalam sistem tempat kita sekarang berdiri dan berbicara tentang topik kosong yang berisi basa basi tentang nama, alamat, umur dan pekerjaan. Kita perlu melangkah sedikit lebih berani. 

Tapi sepertinya didalam sepuluh langkah pertama, kita tersadar, penyesalan lamat-lamat semakin terlihat jelas, menunjukkan bahwa buku dan lembaran-lembaran yang kita bawa tidak mampu membuat kita mengapung diantara lautan yang berisi banyak kebingungan. Sepertinya kita harus berhenti sejenak, jika perlu, berbalik arah. Bukan karena kita kemudian tak berdaya berdiri dan memijak pada kaki sendiri, tapi kita lupa bahwa melawan muslihat, kita juga perlu belajar banyak muslihat. 

Basineng, kita punya tujuan baru. Kau sedikit tidak setuju, tapi kemudian sama sekali tak bersuara, karena kaupun tahu setidaknya mundur selangkah akan lebih baik untuk bisa maju beratus atau beribu langkah di kemudian hari. Kita harus belajar, lagi dan lagi.

Foto oleh Ainun Najib

Post a Comment