Siren, sang dirigen yang menyaru si rupawan

Table of Contents

Basineng, Ia bak dirigen yang memainkan sebuah orkestra diatas panggung tak bertuan. Ia memainkan peran dengan sangat lihai, mengarahkan mereka, para pemain yang dengan antusias memainkan instrumen yang mereka pegang. Ia sangat lihai mempermainkan emosi dan perasaan penonton lewat gerak jemarinya yang bergerak bagai sihir dimata para pemusik.

Dalam balutan melodi yang melenakan, mereka-pemain yang mendekap instrumennya, penonton yang mempersembahkan telinganya- tidak sadar bahwa apa yang mereka dengar adalah buah hasut dari kebencian yang tependam yang dimainkan oleh sang dirigen. 

Ia adalah siren yang menyaru dalam paras rupawan, yang memancingmu dengan irama dan suara yang melenakan, lalu menenggelamkanmu kedalam palung terdalam laut dimana kau tidak akan pernah lagi melihat cahaya.

Basineng, aku kira mereka hanya mitos yang diceritakan turun temurun olah para tetua sebagai pelengkap acara keluarga untuk anak-anak kecil yang terjaga ditengah malam. Ternyata mereka adalah nyata yang terselip diantara hingar bingar aktivitas kita, dalam ritme cakap bersama di dunia kita berpijak.

Mereka nyata walau tak merujuk fisik, mereka nyata menggambarkan sifat dan perangai manusia yang terbungkus rasa iri, dengki dan hasut. Sebuah kombinasi kata sifat yang mematikan dan mampu membuat utuh menjadi terpecah, mampu membuat ragam menjadi tunggal, mampu membuat damai menjadi gelisah.

Basineng, tak pernah aku takut dengan berbagai mitos mahkluk mengerikan yang mungkin tetiba muncul dihapanku dan mengejarku dengan cakar dan taringnya yang panjang. Aku lebih takut kepada mereka yang rupawan dengan lidah dan bibir yang menyimpan racun, dengan mereka yang mampu bersandiwara untuk mengenggalamkanmu dalam lumpur yang paling kelam. 

Aku takut dengan mereka yang datang dengan wajah kawan, mendengar ceritamu, lalu memilin cerita itu menjadi tali jerat yang siap menggantungmu disaat lengah. 

Baru kali ini padaku tampak makhluk serupa Basineng, dan akhirnya aku percaya, makhluk mitos kadang diceritakan bukan hanya pemberi pesan tentang fisik dan tampilan yang menyeramkan, namun wajah rupawan yang kadang menyimpan buruknya hati yang jauh lebih berbahaya dibanting belati yang nyata ditenggorokanmu, namun sekumpulan jarum yang siap iya minumkan padamu.

Basineng, jika kau bertemu dengannya, ku sarankan larilah, menjauhlah, karena dekat ia akan menikammu, jauh ia akan melemparmu. Jika kau sedikit tidak beruntung, maka ia akan mengajak dan menghasut orang-orang yang kau panggil teman untuk mengejarmu dan membuatmu tak berdaya.

Ini bukan lagi sebuah mitos Basineng.



Post a Comment