Something is missing!

Table of Contents

Basineng, hari ini aku kembali teringat beberapa kilasan masa-masa kecil kita. Masa ketika kita berkumbul bersama dalam satu lingkaran dengan perantau-perantau kecil yang juga tinggal di rumah kayu sederhana bersama kakek dan nenek. Aku teringat betapa kesederhanaan yang ada pada saat itu adalah hal yang acap kali kita keluhkan, betapa sayur bening dan ikan kering menjadi hal yang membosankan bagi kita. 

Aku ingat ketika pada masa itu kita sering ke pasar untuk membantu seorang kakak untuk berdagang, hanya karena kita sangat menginginkan makanan warung selepas berkemas dagangan saat jam pulang. Kita merasa bahwa itu adalah kemewahan yang jarang kita dapatkan.

Aku ingat ketika datang kerumah Naba, teman sekampung kita, dan disuguhkan dengan makanan yang kaya rempah dan sayur yang menggiurkan, meski malu ketika di panggil makan, tapi itu adalah momen yang paling kita tunggu. Mungkin itu salah satu alasanmu selalu mengajakku kesana mendekati jam makan siang.

Sudah lama masa-masa itu mengabur, menghilang bersama ribuan pikiran lain yang saling timpa tindih di dalam kepalaku. Namun, seminggu belakangan, aroma ikan kering dan sayur bening yang hanya dipadu garam sering kali terngiang-ngiang di ujung kecap lidahku. Aku tak tahu Basineng, namun rasa-rasanya jalan hidup yang kujalani semakin mengecil dan membosankan. Aku bahkan lupa bagaimana rasanya menikmati kegembiraan yang muncul ketika makanan tersaji dan kita saling berebut tempat agar lebih dekat dengan lauk.

Aku bekerja dengan sangat keras Basineng. Selalu berusaha melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin yang ku bisa. Dalam banyak kesempatan, aku selalu bisa menraih dan mencapai tujuan yang telah ku catat dalam buku agenda bersampul biru dengan lapisan kulit sintetis. Pun kadang ada kegagalan-kegagalan yang mengetuk di akhir usahaku, namun sejauh ini, aku bisa bertahan dan berdamai dengan itu. Namun akhir-akhir ini, aku merasa lelah Basineng, bahkan beberapa kegagalan mampu menutupi euforia pencapaian yang sebenarnya masih tehitung lebih banyak.  Terkadang aku berpikir, ada sesuatu yang hilang, Basineng. Ada sesuatu yang kulupakan. Namun semakin aku berpikir, semakin aku lupa, dan itu menyiksa.

Aku selalu ingin membangun percakapan lagi denganmu sehabis subuh di pelataran mesjid, sembari menyeruput teh manis dan pisang goreng yang sedikit gosong. Untuk sekadar membicarakan hal remeh yang akan kita lakukan hari itu.

Aku harap kau baik-baik saja disana, tak merasa lelah dengan apa yang sedang kau jalani sekarang. Semoga kau tak pernah merasa sendiri menjalani keseharianmu. 



Post a Comment